Cara Efektif Buat Contoh Surat Tanda Terima Barang Anti Ribet
Surat Tanda Terima Barang (STRB) itu ibarat jabat tangan terakhir dalam proses serah terima barang. Dokumen ini simpel tapi punya peran yang krusial banget. Bayangin deh, kalau nggak ada bukti tertulis, gimana nanti kalau ada masalah atau perbedaan pendapat soal barang yang udah diserahin? Nah, di sinilah STRB jadi penyelamat. Dokumen ini jadi bukti sah bahwa barang dari satu pihak sudah diterima oleh pihak lain dengan kondisi tertentu. Jadi, fungsinya nggak cuma sebatas kertas doang, tapi jadi penentu keabsahan sebuah transaksi atau perpindahan barang.
Fungsi utama dari STRB adalah memberikan kepastian hukum. Dengan adanya tanda tangan di atas materai (jika diperlukan dan nilainya besar) atau bahkan tanpa materai pun, dokumen ini sudah punya kekuatan sebagai bukti permulaan yang sah di mata hukum. Selain itu, STRB juga membantu administrasi perusahaan atau individu jadi lebih rapi. Kamu bisa melacak barang apa saja yang sudah keluar atau masuk, kapan, dan diterima oleh siapa. Ini penting banget buat inventaris, akuntansi, atau sekadar rekam jejak kegiatan.
Definisi dan Fungsi Surat Tanda Terima Barang¶
Secara sederhana, Surat Tanda Terima Barang adalah dokumen tertulis yang membuktikan bahwa seseorang atau suatu pihak telah menerima barang dari pihak lain. Ini bisa barang apa saja, mulai dari dokumen penting, inventaris kantor, produk jualan, sampai barang pinjaman. Pokoknya, setiap kali ada perpindahan kepemilikan sementara atau permanen atas suatu barang, STRB ini bisa jadi saksi bisu yang jujur.
Fungsi utamanya terbagi jadi beberapa poin penting. Pertama, sebagai bukti transaksi atau serah terima itu sendiri. Tanpa ini, klaim bahwa barang sudah diserahkan atau diterima bisa jadi perdebatan panjang. Kedua, sebagai alat kontrol dan administrasi. Perusahaan bisa pakai STRB buat mencatat aset yang berpindah atau barang yang dikirim ke klien. Ketiga, memberikan perlindungan hukum bagi kedua belah pihak. Si pemberi barang punya bukti bahwa barangnya sudah sampai tujuan, dan si penerima punya bukti bahwa dia memang sudah menerima barang tersebut. Ini sangat mengurangi potensi sengketa di kemudian hari.
Kenapa Dokumen Ini Krusial?¶
Dokumen sesederhana STRB bisa jadi sangat penting karena beberapa alasan mendasar. Bayangkan skenario ini: kamu mengirimkan pesanan dalam jumlah besar ke pelanggan. Kalau nggak ada STRB, pelanggan bisa saja mengklaim barangnya kurang atau bahkan tidak sampai sama sekali. Dengan STRB yang ditandatangani si penerima, kamu punya bukti kuat bahwa seluruh pesanan sudah diserahkan dengan benar. Sebaliknya, jika kamu menerima barang dari supplier, dan ternyata jumlahnya kurang atau kondisinya rusak, STRB bisa mencatat kondisi saat penerimaan, memberimu dasar untuk komplain.
Dari sisi legalitas, STRB adalah bentuk pengakuan tertulis dari pihak penerima. Pengakuan ini mengikat dan bisa dijadikan bukti di muka pengadilan jika terjadi perselisihan. Ini jauh lebih kuat daripada sekadar “kata-kata” atau kesepakatan lisan. Dalam dunia bisnis, di mana nilai transaksi seringkali besar, memiliki dokumen bukti yang lengkap adalah kewajiban demi menghindari risiko kerugian. Administrasi yang rapi berkat STRB juga memudahkan proses audit dan pelaporan, lho.
Kapan Surat Tanda Terima Dibutuhkan?¶
Penggunaan STRB itu luas banget, nggak terbatas pada satu jenis kegiatan saja. Kamu bisa membutuhkannya di berbagai situasi, terutama yang melibatkan perpindahan fisik barang.
- Jual Beli: Saat kamu menyerahkan barang pesanan ke pembeli, atau saat pembeli mengambil langsung barangnya. Ini memastikan pembeli sudah menerima apa yang dibeli.
- Pengiriman Barang: Kurir sering meminta penerima menandatangani bukti terima. Nah, ini salah satu bentuk STRB. Ini penting buat melacak status pengiriman dan klaim asuransi kalau ada apa-apa di jalan.
- Pinjam Meminjam Barang: Ketika kamu meminjamkan aset kantor ke karyawan, atau meminjamkan peralatan ke teman, STRB bisa jadi catatan bahwa barang tersebut sedang berada di tangan mereka dan perlu dikembalikan.
- Transfer Antar Departemen: Di perusahaan besar, pemindahan aset atau inventaris antar departemen seringkali dicatat menggunakan dokumen internal mirip STRB. Ini penting untuk akuntabilitas internal.
- Penerimaan Dokumen Penting: Meskipun namanya Surat Tanda Terima Barang, dokumen ini sering juga digunakan untuk serah terima dokumen penting, seperti berkas kontrak, ijazah asli, atau sertifikat tanah. Intinya, apa pun yang perlu bukti fisiknya sudah berpindah tangan.
Image just for illustration
Apa Saja Isi Surat Tanda Terima Barang?¶
STRB yang baik dan lengkap biasanya memuat beberapa komponen penting. Komponen-komponen ini tujuannya biar nggak ada keraguan atau ambiguitas di kemudian hari. Kalau salah satu komponen ini hilang, kekuatan buktinya bisa jadi berkurang.
Pertama, ada Judul Dokumen. Ini jelas, biar orang langsung tahu dokumen ini fungsinya apa. Biasanya ditulis “Surat Tanda Terima Barang” atau yang serupa. Kadang juga ada nomor surat atau referensi tertentu kalau ini bagian dari sistem administrasi.
Kedua, Detail Pihak Pemberi. Siapa yang menyerahkan barang? Cantumkan nama lengkap (atau nama perusahaan), alamat, dan kontak yang bisa dihubungi. Ini penting untuk identifikasi sumber barang.
Ketiga, Detail Pihak Penerima. Siapa yang menerima barang? Sama seperti pihak pemberi, cantumkan nama lengkap (atau nama perusahaan), alamat, dan kontak. Ini mengikat pihak yang bertanggung jawab setelah barang diterima.
Keempat, Rincian Barang. Ini inti dari dokumen ini. Daftarkan barang apa saja yang diserahterimakan. Idealnya mencakup:
* Nama Barang (contoh: Laptop, Kipas Angin, Box File)
* Jumlah (berapa unit, dus, atau satuan lain)
* Spesifikasi Singkat (model, nomor seri jika ada)
* Kondisi (opsional, tapi penting! Contoh: Baik, Rusak, Segel Terbuka)
Kelima, Tanggal dan Waktu Serah Terima. Kapan persisnya barang itu berpindah tangan? Pencatatan tanggal dan waktu yang akurat itu esensial.
Keenam, Lokasi Serah Terima. Di mana transaksi ini terjadi? Di kantor, di gudang, di rumah penerima? Cantumkan alamat atau deskripsi lokasi yang jelas.
Ketujuh, Tanda Tangan dan Nama Terang. Ini adalah bukti persetujuan dari kedua belah pihak. Pihak pemberi dan penerima harus membubuhkan tanda tangan mereka di atas nama lengkap mereka. Bagian ini yang memberikan kekuatan hukum pada dokumen.
Kedelapan, Catatan Tambahan (Opsional). Mungkin ada kondisi khusus yang perlu dicatat, misalnya barang diterima dengan bungkus rusak tapi isi aman, atau ada instruksi khusus.
Panduan Mudah Membuat Surat Tanda Terima Barang¶
Membuat STRB itu nggak sulit, kok. Kamu bisa pakai template yang sudah ada atau bikin sendiri dari nol. Berikut panduan langkah demi langkahnya:
- Siapkan Format: Kamu bisa pakai kertas biasa, bikin di Microsoft Word, Excel, atau pakai aplikasi khusus. Yang penting, formatnya jelas dan rapi. Kalau mau praktis, bikin template yang tinggal diisi aja.
- Tentukan Judul: Tulis judul yang jelas di bagian atas, misalnya “SURAT TANDA TERIMA BARANG”. Beri nomor surat jika kamu menggunakan sistem pengarsipan.
- Isi Data Pihak Pemberi: Tulis dengan lengkap data pihak yang menyerahkan barang. Contoh:
> Yang Menyerahkan:
> Nama: [Nama Lengkap / Nama Perusahaan]
> Alamat: [Alamat Lengkap]
> Telepon: [Nomor Telepon] - Isi Data Pihak Penerima: Tulis dengan lengkap data pihak yang menerima barang. Contoh:
> Yang Menerima:
> Nama: [Nama Lengkap / Nama Perusahaan]
> Alamat: [Alamat Lengkap]
> Telepon: [Nomor Telepon] - Daftarkan Barang: Buat tabel atau daftar rinci mengenai barang yang diserahterimakan. Kolom yang umum meliputi: No., Nama Barang, Jumlah, Satuan, Keterangan (opsional: kondisi/spesifikasi).
> Barang-barang tersebut diserahkan pada hari ini [Hari], tanggal [Tanggal Lengkap], di [Lokasi Serah Terima]. - Cantumkan Tanggal dan Lokasi: Pastikan tanggal serah terima dan lokasinya tertulis dengan benar di bagian akhir daftar barang atau sebelum area tanda tangan.
- Sediakan Ruang Tanda Tangan: Buat dua kolom atau baris untuk tanda tangan. Satu untuk pihak pemberi, satu lagi untuk pihak penerima. Jangan lupa sertakan keterangan “Yang Menyerahkan” dan “Yang Menerima” beserta tempat untuk menulis nama lengkap di bawah tanda tangan.
> [Lokasi], [Tanggal]
>
> Yang Menyerahkan, Yang Menerima,
>
> (____________________) (____________________)
> [Nama Lengkap Pemberi] [Nama Lengkap Penerima] - Cek Ulang: Sebelum ditandatangani, baca kembali seluruh isi surat. Pastikan semua data akurat dan barang yang terdaftar sudah sesuai dengan fisik barang yang diserahkan.
- Tandatangani dan Buat Rangkap: Kedua belah pihak harus menandatangani surat ini. Buat minimal dua salinan (rangkap dua), satu untuk pihak pemberi, satu lagi untuk pihak penerima. Kalau perlu, tambahkan materai sesuai ketentuan yang berlaku untuk penguatan legalitas, terutama untuk transaksi bernilai besar.
Berbagai Contoh Surat Tanda Terima Barang¶
Berikut ini beberapa contoh sederhana Surat Tanda Terima Barang untuk berbagai kebutuhan. Kamu bisa modifikasi sesuai keperluanmu, ya!
Contoh Surat Tanda Terima Barang Sederhana¶
Format ini cocok untuk serah terima barang yang nggak terlalu banyak atau kompleks, seperti antar teman atau untuk internal perusahaan yang sederhana.
SURAT TANDA TERIMA BARANG
Nomor: [Jika Ada]
Pada hari ini, [Hari, contoh: Senin], tanggal [Tanggal, contoh: 15 Mei 2023], saya yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : [Nama Lengkap Pihak Pemberi]
Jabatan/Perusahaan: [Jabatan atau Nama Perusahaan Pihak Pemberi, jika relevan]
Alamat : [Alamat Pihak Pemberi]
Selanjutnya disebut sebagai **Pihak Pertama** (Yang Menyerahkan).
2. Nama : [Nama Lengkap Pihak Penerima]
Jabatan/Perusahaan: [Jabatan atau Nama Perusahaan Pihak Penerima, jika relevan]
Alamat : [Alamat Pihak Penerima]
Selanjutnya disebut sebagai **Pihak Kedua** (Yang Menerima).
Menyatakan bahwa Pihak Pertama telah menyerahkan barang-barang kepada Pihak Kedua, dan Pihak Kedua telah menerima barang-barang tersebut dengan rincian sebagai berikut:
-------------------------------------------------------------
No. | Nama Barang | Jumlah | Satuan | Keterangan
-------------------------------------------------------------
1. | [Contoh: Meja Kerja] | [Contoh: 2] | Unit | [Contoh: Kondisi Baik]
2. | [Contoh: Kursi Ergonomis]| [Contoh: 5] | Unit | [Contoh: Kondisi Baik]
3. | [Contoh: Proyektor] | [Contoh: 1] | Unit | [Contoh: Dengan Remote]
-------------------------------------------------------------
Barang-barang tersebut diserahkan dan diterima di [Lokasi Serah Terima, contoh: Kantor Cabang Jakarta].
Demikian Surat Tanda Terima Barang ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
[Lokasi], [Tanggal Surat Dibuat]
Yang Menyerahkan, Yang Menerima,
(__________________________) (__________________________)
[Nama Lengkap Pihak Pemberi] [Nama Lengkap Pihak Penerima]
Contoh Surat Tanda Terima Barang untuk Pengiriman¶
Contoh ini lebih detail, cocok untuk bisnis pengiriman atau jual beli online yang melibatkan kurir.
SURAT TANDA TERIMA PENGIRIMAN BARANG
Nomor: [Nomor Resi Pengiriman]
Pada hari ini, [Hari], tanggal [Tanggal Lengkap], telah dilakukan serah terima barang dengan rincian sebagai berikut:
Detail Pengiriman:
Nomor Resi : [Nomor Resi]
Tanggal Pengiriman : [Tanggal Pengiriman]
Dikirim Oleh : [Nama Perusahaan Pengirim / Individu]
Alamat Pengirim : [Alamat Pengirim]
Detail Penerima:
Nama Penerima : [Nama Lengkap Pihak Penerima]
Alamat Penerima : [Alamat Lengkap Penerima]
Nomor Telepon : [Nomor Telepon Penerima]
Rincian Barang yang Diterima:
-------------------------------------------------------------------------
No. | Nama Barang / Deskripsi | Jumlah | Satuan | Nomor Seri (jika ada) | Kondisi Saat Diterima
-------------------------------------------------------------------------
1. | [Contoh: Paket Dokumen] | [Contoh: 1] | Pcs | - | [Contoh: Tersegel Baik]
2. | [Contoh: Smartphone ABC]| [Contoh: 3] | Unit | [Contoh: SN123, SN456..]| [Contoh: Dus Utuh]
3. | [Contoh: Sepatu Sneaker] | [Contoh: 10]| Pas | - | [Contoh: Dalam Kardus]
-------------------------------------------------------------------------
Catatan Tambahan (jika ada kondisi khusus saat penerimaan):
[Tuliskan jika ada catatan, contoh: Kemasan luar sedikit penyok, tetapi isi aman.]
Barang-barang tersebut telah diterima dengan baik (kecuali catatan di atas) oleh Pihak Penerima di alamat tujuan.
[Lokasi Penerimaan], [Tanggal Penerimaan]
Yang Menyerahkan (Kurir/Perwakilan Pengirim), Yang Menerima (Penerima Barang),
(__________________________) (__________________________)
[Nama Lengkap Kurir/Pengirim] [Nama Lengkap Penerima]
Contoh Surat Tanda Terima Barang Pinjaman¶
Ini khusus untuk mencatat barang yang dipinjam, biar jelas statusnya dan wajib dikembalikan.
SURAT TANDA TERIMA BARANG PINJAMAN
Nomor: [Jika Ada]
Pada hari ini, [Hari], tanggal [Tanggal Lengkap], saya yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : [Nama Lengkap Pihak Pemberi Pinjaman]
Jabatan/Perusahaan: [Jabatan atau Nama Perusahaan Pemberi Pinjaman, jika relevan]
Alamat : [Alamat Pihak Pemberi Pinjaman]
Selanjutnya disebut sebagai **Pihak Pertama** (Yang Meminjamkan).
2. Nama : [Nama Lengkap Pihak Peminjam]
NIK/Identitas : [Nomor Induk Karyawan / Nomor Identitas Lain]
Departemen : [Departemen Peminjam, jika relevan di perusahaan]
Alamat : [Alamat Pihak Peminjam]
Selanjutnya disebut sebagai **Pihak Kedua** (Yang Meminjam).
Menyatakan bahwa Pihak Pertama telah meminjamkan barang-barang kepada Pihak Kedua, dan Pihak Kedua telah menerima barang-barang tersebut dalam kondisi [Contoh: Baik dan Lengkap] dengan rincian sebagai berikut:
-------------------------------------------------------------------------
No. | Nama Barang / Deskripsi | Jumlah | Satuan | Nomor Seri (jika ada) | Kondisi Saat Dipinjamkan
-------------------------------------------------------------------------
1. | [Contoh: Laptop Merk X] | [Contoh: 1] | Unit | [Contoh: ABCDEFG123] | [Contoh: Fungsi Normal, Charger Ada]
2. | [Contoh: Kamera Digital] | [Contoh: 1] | Unit | [Contoh: HIJKLMN456] | [Contoh: Lengkap dengan Baterai dan SD Card]
-------------------------------------------------------------------------
Barang-barang tersebut dipinjamkan untuk keperluan [Contoh: Pekerjaan Proyek Z / Tugas Kantor] dan akan dikembalikan kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya pada tanggal [Tanggal Pengembalian yang Disepakati].
Jika terjadi kerusakan atau kehilangan atas barang-barang tersebut selama dalam penguasaan Pihak Kedua, maka menjadi tanggung jawab Pihak Kedua untuk memperbaiki atau menggantinya sesuai dengan kondisi saat dipinjamkan.
Demikian Surat Tanda Terima Barang Pinjaman ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
[Lokasi], [Tanggal Surat Dibuat]
Yang Meminjamkan, Yang Meminjam,
(__________________________) (__________________________)
[Nama Lengkap Pihak Pemberi Pinjaman] [Nama Lengkap Pihak Peminjam]
Tips Agar Surat Tanda Terima Barang Kamu Makin Mantap¶
Supaya STRB yang kamu buat itu nggak cuma sekadar kertas, tapi benar-benar bermanfaat dan punya kekuatan, coba perhatikan beberapa tips ini:
- Pastikan Data Lengkap: Jangan sampai ada kolom yang kosong, terutama nama, alamat, dan rincian barang. Ketidaklengkapan data bisa melemahkan kekuatan bukti dokumen ini.
- Rinci Deskripsi Barang: Semakin detail kamu mendeskripsikan barang, semakin kecil kemungkinan ada salah paham. Kalau perlu, catat nomor seri, warna, ukuran, atau ciri spesifik lainnya.
- Catat Kondisi Barang: Ini penting banget, apalagi kalau barangnya mahal atau riskan rusak. Tuliskan kondisi barang saat diserahkan (misal: baru, bekas, segel, ada lecet di mana). Ini melindungi kedua pihak dari klaim palsu tentang kondisi barang.
- Gunakan Bahasa yang Jelas: Hindari istilah yang ambigu. Buat kalimat yang lugas dan mudah dipahami oleh kedua belah pihak.
- Tandatangani Langsung: Pastikan kedua belah pihak menandatangani dokumen ini saat serah terima terjadi. Jangan ditunda-tunda atau ditandatangani belakangan.
- Buat Rangkap Asli: Selalu buat minimal dua salinan asli (bukan fotokopi) yang ditandatangani basah oleh kedua belah pihak. Satu untuk yang menyerahkan, satu untuk yang menerima.
- Simpan Arsip dengan Baik: Dokumen ini penting. Simpan arsipnya di tempat yang aman dan mudah diakses. Baik itu fisik di dalam map atau digital di cloud. Simpan minimal sampai batas waktu klaim atau garansi barang habis, atau sesuai kebijakan perusahaan.
- Pertimbangkan Materai: Untuk transaksi atau serah terima barang dengan nilai signifikan, menambahkan materai di dokumen bisa meningkatkan kekuatan hukumnya, meskipun secara hukum dasar tanda tangan saja sudah sah sebagai bukti permulaan.
Fakta Menarik Seputar Dokumen Bukti Terima¶
Tahukah kamu, konsep bukti serah terima barang itu sebenarnya sudah ada sejak zaman kuno? Di era perdagangan jalur sutra ribuan tahun lalu, para pedagang sudah menggunakan semacam catatan atau tanda untuk membuktikan bahwa barang dagangan sudah berpindah tangan. Tujuannya sama: menghindari sengketa dan memastikan akuntabilitas. Dokumen ini berevolusi terus seiring perkembangan zaman dan teknologi.
Di era modern, terutama di negara-negara dengan sistem hukum yang kuat, Surat Tanda Terima Barang (atau dokumen serupa seperti delivery order yang sudah ditandatangani) seringkali menjadi bukti kunci dalam kasus perdata terkait sengketa jual beli atau pengiriman barang. Hakim bisa meminta dokumen ini sebagai salah satu alat bukti terkuat untuk menentukan apakah serah terima benar-benar terjadi sesuai kesepakatan atau tidak. Jadi, jangan pernah remehkan secarik kertas ini!
Fakta lain, nama dokumen ini bisa bervariasi. Di dunia logistik, sering disebut Proof of Delivery (POD). Di internal perusahaan bisa jadi Goods Receipt Note (GRN). Intinya tetap sama, yaitu bukti bahwa barang telah diterima.
Surat Tanda Terima Barang di Era Digital¶
Perkembangan teknologi juga mempengaruhi pembuatan dan penggunaan STRB. Saat ini, banyak perusahaan yang sudah beralih menggunakan STRB digital.
Gimana caranya? Mereka bisa pakai aplikasi di tablet atau smartphone saat kurir mengantar barang. Penerima tinggal tanda tangan langsung di layar (ini disebut e-signature atau tanda tangan elektronik). Dokumen digital ini kemudian otomatis tersimpan di database atau cloud, lalu dikirimkan via email ke pemberi dan penerima.
Keuntungan STRB digital ini banyak: lebih cepat, hemat kertas, minim risiko hilang atau rusak (karena tersimpan digital), dan mudah dicari saat dibutuhkan. Tanda tangan elektronik sendiri sudah diakui sah secara hukum di banyak negara, termasuk Indonesia melalui Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), asalkan memenuhi syarat-syarat tertentu (seperti adanya sertifikat digital dari penyelenggara sertifikasi elektronik yang diakui). Jadi, kamu nggak perlu khawatir soal legalitasnya.
Hal-Hal yang Perlu Dihindari Saat Membuat Surat Tanda Terima¶
Meskipun terlihat mudah, ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat membuat atau menggunakan STRB. Hindari ini agar dokumenmu efektif:
- Tidak Dibuat Sama Sekali: Ini kesalahan paling fatal. Serah terima tanpa bukti tertulis sama saja membuka pintu lebar-lebar untuk masalah di kemudian hari.
- Data Tidak Lengkap atau Salah: Nama penerima/pemberi salah eja, alamat tidak lengkap, atau rincian barang tidak jelas. Ini bisa bikin dokumen jadi invalid atau sulit dipertanggungjawabkan.
- Deskripsi Barang Terlalu Umum: Menulis “10 pcs barang” tanpa merinci itu barang apa, bikin dokumen ini nggak berguna kalau ada sengketa soal jenis barang.
- Tidak Ada Tanda Tangan: STRB tanpa tanda tangan pihak yang menerima itu sama sekali tidak sah. Tanda tangan adalah bukti persetujuan dan pengakuan.
- Tidak Dibuat Rangkap: Kalau cuma ada 1 salinan dan hilang, kedua pihak nggak punya bukti. Selalu buat minimal 2 salinan asli yang ditandatangani.
- Tidak Dicatat Kondisi Barang: Kalau kamu menerima barang yang kelihatannya ada masalah, tapi di STRB dicatat “kondisi baik”, kamu akan kesulitan mengajukan komplain nanti. Selalu catat kondisi aktual saat diterima.
- Tidak Disimpan Arsipnya: Setelah ditandatangani, surat ini harus disimpan baik-baik. Jangan sampai hilang atau rusak karena suatu saat kamu mungkin sangat membutuhkannya.
- Menggunakan Format yang Ambigu: Pastikan formatnya jelas, mana bagian untuk pemberi, mana untuk penerima, mana rincian barang, dan mana tanggal.
Intinya, Surat Tanda Terima Barang ini adalah dokumen sederhana tapi esensial. Meluangkan sedikit waktu untuk membuatnya dengan benar bisa menyelamatkanmu dari banyak potensi masalah di masa depan.
Gimana, udah tercerahkan kan soal STRB ini? Punya pengalaman seru atau justru apes gara-gara dokumen ini? Atau mungkin kamu punya tips lain dalam membuat STRB?
Yuk, share pendapat atau pengalamanmu di kolom komentar di bawah! Biar kita semua makin paham pentingnya dokumen ini.
Posting Komentar